profil

Sejarah Singkat GKJ Eben-Haezer

Pembiakan GKJ Jakarta wilayah Pasar Minggu menjadi gereja mandiri merupakan salah satu program Majelis GKJ Jakarta pada tahun 1991. Dalam sidangnya pada tanggal 8 Februari 1991, majelis menetapkan tanggal 26 Juni 1991 sebagai tanggal kemandirian.

Menindaklanjuti keputusan sidang Klasis tentang pembiakan wilayah Pasar Minggu, sidang majelis pada tanggal 5 Maret 1991 membentuk panitia pelaksana pembiakan GKJ Jakarta/Pendewasaan GKJ Jakarta Wilayah Pasar Minggu yang diketuai oleh H. Duto Pranowo. Panitia tersebut bertugas menyiapkan acara penahbisan dan menyusun liturgi kebaktian peresmian pembiakan.

Majelis GKJ Jakarta menyiapkan segala sesuatu yang berkaitan dengan pelaksanaan serah terima harta gereja dengan mengacu pada Pedoman Pembiakan yang telah ditetapkan oleh majelis dengan No. 001/MG/Kpts/IV/89. Majelis GKJ Jakarta Wilayah Pasar Minggu dalam rapatnya pada tanggal 4 Februari 1991 membentuk panitia setempat untuk membantu dan mendampingi Panitia Pelaksana Pembiakan yang dibentuk oleh Majelis GKJ Jakarta.

Panitia setempat tersebut bertugas membahas hal­-hal yang berkaitan dengan aset, keuangan, beban gereja, kelembagaan, tata laksana dan materi lain yang dipandang penting untuk kehidupan gereja.

Kesibukan lain yang tak kalah penting adalah penentuan nama bagi calon gereja yang segera akan ‘lahir’. Pertanyaan yang muncul baik di kalangan majelis dan warga adalah apakah nama untuk calon gereja tersebut mengikuti tradisi yang sudah ada, yakni nama sesuai dengan lokasi atau tidak? 

Untuk mencapai kesepakatan tersebut majelis membuka kesempatan bagi warga untuk mengusulkan nama. Setelah berbagai usulan nama masuk ke majelis, dipilihlah nama Eben-Haezer.

Eben-Haezer secara harfiah berarti batu pertolongan. Nama Eben-Haezer dilatar belakangi dengan kisah ketika bangsa Israel di bawah pimpinan Samuel terjepit oleh musuh ketika mereka sedang berperang melawan bangsa Filistin. Bangsa Israel berada pada posisi yang sangat lemah dan Filistin terlalu kuat untuk dilawan.

Kondisi tersebut membuat Samuel dan Bangsa Israel bersatu padu berdoa kepada Tuhan disertai puasa untuk memohon pertolongan. Tuhan mendengar dan mengaruniakan pertolongan sehingga Israel mendapatkan kemenangan.

Setelah memperoleh kemenangan tersebut Samuel mendirikan tugu peringatan dari batu yang terletak di antara kota Mizpa dan Yesana dan diberi nama Eben ­Haezer. Bangsa Israel diingatkan bahwa “Sampai di sini Tuhan menolong kita.” (I Samuel 7: 12)

Ada beberapa alasan pemilihan kata Eben-Haezer sebagai nama gereja yang akan ‘lahir’ di wilayah Pasar Minggu.

Pertama: Eben­ Haezer mengingatkan pergumulan dan perjuangan warga GKJ Jakarta di Wilayah Pasar Minggu pada masa lampau. Berbagai tantangan dan hambatan yang dihadapi dalam upaya warga untuk dapat bergereja di Wilayah Pasar Minggu pada akhirnya dapat dimenangkan dengan pertolongan Tuhan.

Kedua: Dengan nama Eben­ Haezer, jemaat akan diingat­kan bahwa mereka memiliki Allah yang Maha Kuasa dan Maha Kasih, yang akan selalu menolong umat-Nya dalam segala situasi.

Ketiga: Nama Eben­ Haezer mengingatkan gereja bahwa Allah akan memberi kemenangan apabila umat kepunyaan-Nya mau datang dan memohon pertolongan kepada-Nya dan mempercayai Tuhan Yesus Kristus selaku Raja Gereja.

Keempat : Jemaat didorong untuk terus menjalankan tugas panggilannya yakni “memberitakan perbuatan-perbuatan Allah yang besar” meskipun tantangan dan hambatan selalu menghadang di depan.

Eben-Haezer adalah nama yang monumental dan inspiratif bagi kehidupan jemaat masa lalu, masa kini, dan masa yang akan datang. Nama tersebut dipilih dan disetujui oleh Majelis GKJ Jakarta Wilayah Pasar Minggu dalam rapat pada tanggal 11 Juni 1991.

Pilihan nama tersebut juga didasarkan agar gereja yang akan mandiri pada tanggal 26 Juni 1991 tidak mengesankan gereja untuk wilayah tertentu saja tetapi terbuka bagi setiap warga yang hendak berjemaat meskipun tidak berdomisili di wilayah Pasar Minggu. Selanjutnya nama Eben­-Haezer disampaikan kepada Sidang Majelis GKJ Jakarta pada tanggal 14 Juni 1991 untuk mendapatkan penetapan. Kini terjawablah sudah pertanyaan warga wilayah Pasar Minggu tentang nama bagi gerejanya.

Hari demi hari kesibukan warga, majelis wilayah, pengurus wilayah semakin meningkat. Di tengah kesibukan tersebut suasana sukacita tampak membayangi wajah mereka. Mereka menantikan saat-saat yang semakin mendekat bagi kelahiran gerejanya. Hari Rabu tanggal 26 Juni 1991, hari yang lama dinanti kini sudah datang.

Gedung gereja yang berdiri kokoh walau belum sempurna sebagai sebuah gedung tampak lebih indah dengan hiasan dan ornamen. Suasana berubah meriah dengan kehadiran warga gereja dari wilayah Pasar Minggu dan sekitarnya, para majelis GKJ Jakarta, warga gereja GKJ Jakarta dari berbagai wilayah, undangan dan para tamu.

Hari itu menjadi hari yang bersejarah bagi GKJ Jakarta, warga jemaat Wilayah Pasar Minggu, Gereja Kristen Jawa di lingkungan Jakarta karena satu GKJ hadir menambah daftar GKJ yang ada di Jakarta.